PELATIHAN Penyusunan INSTRUMEN Test Kondisi Fisik SOFTBALL di BANTUL, Kolaborasi UNESA dan PERBASASI untuk Meningkatkan Kualitas ATLET
Bantul-KIO. Dalam rangka meningkatkan KUALITAS dan PERFORMA atlet SOFTBALL di Kabupaten Bantul, telah diselenggarakan pelatihan penyusunan instrumen TEST kondisi fisik cabang olahraga SOFTBALL. Pelatihan ini berlangsung pada Selasa, 30 Juli 2024 dengan menghadirkan dua PEMATERI dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Negeri Surabaya dengan Perbasasi Kabupaten Bantul. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kolaborasi Nasional, yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan olahraga di tingkat daerah dengan pendekatan ilmiah dan terstruktur. Peserta dari pelatihan ini yang terdiri dari pelatih, atlet, dan pengurus cabang olahraga softball di Kabupaten Bantul.
Di sesi pembuka acara ketua PKM, AFIF RusdiAwan mengatakan bahwa “Acara pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan olahraga softball di Kabupaten Bantul. Dengan adanya instrumen test kondisi fisik yang terstandar, diharapkan para atlet dapat mencapai performa terbaiknya dan mengharumkan nama Kabupaten Bantul di tingkat yang lebih tinggi.
Pelatihan yang berlangsung selama satu hari penuh ini menghadirkan dua pemateri yang berkompeten di bidangnya, yaitu AFIF RusdiAwan, S. Pd., M. Kes dan M. Labib Siena Ar Rasid, S.Pd., M.Pd. Keduanya merupakan praktisi olahraga yang memiliki pengalaman dan pengetahuan luas dalam pengembangan dan evaluasi kondisi fisik atlet. AFIF RusdiAwan, dalam sesi pertamanya, membahas mengenai pentingnya penyusunan instrumen tes kondisi fisik yang terstandar dan terukur.
Ia mentekankan bahwa instrumen yang baik akan membantu PELATIH dalam memantau perkembangan fisik atlet secara objektif dan sistematis. “Instrumen yang tepat akan memberikan data yang akurat, sehingga pelatih dapat merancang program latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan KEMAMPUAN setiap atlet, “ujar AFIF.
Dalam sesi kedua, PEMATERI memberikan contoh konkret mengenai cara penyusunan instrumen TEST yang EFEKTIF. Ia juga mempraktikkan beberapa tes kondisi fisik yang umum digunakan dalam olahraga softball, seperti tes kecepatan, kekuatan, dan daya tahan. Labib juga menyoroti pentingnya aspek psikologis dalam evaluasi kondisi fisik atlet. “Kondisi fisik yang prima harus didukung oleh mental yang kuat. Kedua aspek ini saling berhubungan dan harus mendapat perhatian yang seimbang dalam program pelatihan, “lanjut AFIF.
Kerja sama antara Universitas Negeri Suraya dengan Perbasasi Kabupaten Bantul merupakan langkah NYATA dalam mendukung pengembangan olahraga di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menghasilkan berbagai program pengembangan lainnya yang bermanfaat bagi dunia olahraga tanah air. Pelatihan penyusunan instrumen tes kondisi fisik ini tidak hanya menjadi ajang untuk meningkatkan PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara AKADEMISI, PRAKTISI olahraga dan organisasi olahraga.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, diharapkan PRESTASI olahraga Indonesia dapat terus meningkat di kancah internasional. Pelatihan ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas atlet softball di Kabupaten Bantul.
Diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus diadakan secara rutin, dengan melibatkan lebih banyak PEMANGKU kepentingan dan menghadirkan materi yang lebih beragam dan mendalam. Semoga SINERGI antara AKADEMISI, praktisi, dan organisasi olahraga ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak POSITIF bagi KEMAJUAN olahraga di Indonesia. RIF






